Monday 25 October 2010

Representasi Pengetahuan Jaringan Semantik Kehidupan Sehari-hari dan Naskah Persiapan Berpetualang

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kecerdasan Buatan


Jaringan Semantik Kehidupan Sehari-hari

Jaringan semantik merupakan gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan antar berbagai objek. Jaringan semantik terdiri dari lingkaran-lingkaran yang menunjukkan objek dan informasi tentang objek-objek tersebut. Objek disini bisa berupa benda atau peristiwa. Antara dua objek dihubungkan oleh arc yang menunjukkan hubungan antar objek.

Gambar berikut menunjukkan representasi pengetahuan menggunakan jaringan semantik mengenai kehidupan sehari-hari :


Dari gambar jaringan semantik di atas, diketahui :
terdiri objek-objek :
  • Jayan
  • awan
  • hitam
  • hujan
  • musik
  • kamar
  • dangdut
  • belajar
  • udara
  • pagi
  • bebas
  • polusi
  • nasi
  • tangan
  • kepala
  • bingung
  • teman
terdiri dari arc:
  • lihat
  • warna
  • ketika
  • dengar
  • di
  • jenis
  • ketika
  • hirup
  • saat
  • penuh
  • yang
  • dari
  • makan
  • dengan
  • raba
  • seorang
  • dengan
  • karena
representasi pengetahuannya berbentuk kalimat :
  1. Jayan lihat awan warna hitam
  2. Jayan lihat awan ketika hujan
  3. Jayan dengar musik di kamar
  4. Jayan dengar musik jenis dangdut
  5. Jayan dengar musik ketika belajar
  6. Jayan hirup udara saat pagi yang bebas dari polusi
  7. Jayan hirup udara penuh polusi
  8. Jayan makan nasi dengan tangan
  9. Jayan raba kepala seorang teman dengan tangan
  10. Jayan raba kepala karena bingung

Naskah Persiapan Berpetualang

Naskah adalah skema representasi pengetahuan yang merepresentasikan pengetahuan berdasarkan karakteristik yang sudah dikenal sebagai pengalaman-pengalaman. Naskah merepresentasikan pengetahuan dengan menggambarkan objek menggunakan slot yang berisi informasi tentang orang, objek, dan tindakan-tindakan yang terjadi dalam suatu peristiwa.

Elemen script meliputi :
  1. Kondisi input, yaitu kondisi yang harus dipenuhi sebelum terjadi atau berlaku suatu peristiwa dalam naskah
  2. Track, yaitu variasi yang mungkin terjadi dalam suatu naskah
  3. Prop, berisi objek-objek pendukung yang digunakan selama peristiwa terjadi
  4. Role, yaitu peran yang dimainkan oleh seseorang dalam peristiwa
  5. Scene, yaitu adegan yang dimainkan menjadi bagian dari suatu peristiwa
  6. Hasil, yaitu kondisi yang ada setelah urutan peristiwa dalam naskah terjadi

Berikut menunjukkan representasi pengetahuan menggunakan naskah mengenai persiapan berpetualang :

Jalur (track) : persiapan berpetualang
Role (peran) : petualang
Prop (pendukung) : peta, kompas, gps, ransel, kemah, bekal, pakaian, peralatan makan, peralatan mandi
Kondisi input : petualang melakukan persiapan untuk berpetualang

Adegan (scene) -1 : Petualang menentukan tujuan
  • Petualang melihat peta
  • Petualang melihat kompas
  • Petualang melihat gps
Adegan -2 : Petualang menyiapkan bawaan
  • Petualang menyiapkan ransel
  • Petualang menyiapkan kemah
  • Petualang menyiapkan bekal
  • Petualang menyiapkan pakaian
  • Petualang menyiapkan peralatan makan
  • Petualang menyiapkan peralatan mandi
Adegan -3 : Petualang menaruh bawaan ke dalam ransel
  • Petualang menaruh kemah
  • Petualang menaruh bekal
  • Petualang menaruh pakaian
  • Petualang menaruh peralatan makan
  • Petualang menaruh peralatan mandi
Hasil :
  • Petualang mendapatkan tujuan
  • Petualang belum mendapatkan tujuan
  • Petualang telah siap
  • Petualang belum siap

Monday 11 October 2010

Agent untuk pemadaman kebakaran hutan otomatis dengan pesawat tidak ber-awak

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kecerdasan Buatan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lahan hutan terbesar yang sebagian besarnya berada di pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Maka dari itu, ancaman pada kelangsungan lahan hutan adalah bentuk ancaman yang serius untuk ditangani dengan lebih baik. Salah satu bentuk ancaman itu adalah musibah alam, dimana salah satu musibah alam yang berkaitan langsung dengan hutan adalah kebakaran hutan.

Kebakaran hutan telah merugikan Indonesia khususnya dalam hal berkurangnya lahan hutan yang juga menjadi produsen oksigen, bahkan saat ini Indonesia dipilih oleh forum internasional sebagai paru-paru dunia, untuk itu diperlukanlah penanganan yang sangat khusus pada masalah ini.

Dalam hal pemadaman kebakaran hutan, Indonesia memang telah mempersiapkan teknologi dalam menangani masalah ini seperti misalnya digunakannya pesawat terbang yang mengangkut karbon dioksida cair untuk memadamkan api secara manual oleh pilot. Namun, apakah hal ini sudah cukup?

Berangkat dari masalah ini, saya sebagai penulis berusaha untuk memberikan masukan kepada pemecahan masalah ini dengan merancang sebuah agent. Mengapa sebuah agent diperlukan? Karena melihat dari keterbatasan manusia yang memiliki pikiran, emosi, dan juga tingkah polah yang kadang sulit ditebak. Lalu bagaimana agent ini bekerja? Semua ini akan saya jabarkan dalam bentuk tulisan saya.


Agent untuk pemadaman kebakaran hutan otomatis dengan pesawat tidak ber-awak.


Agent type :

pesawat tidak ber-awak


Percepts :

kamera dengan image processing, sensor panas, GPS, GIS, radar, sonar


Actions :

terbang, patroli dan siaga di udara, mencari titik api, memadamkan api, mendarat


Goals :

terbang dengan aman, menemukan titik api, api dipadamkan, mendarat dengan selamat


Environment :

darat, udara, hutan


Penjelasan :

Pesawat tidak ber-awak yang digunakan untuk pemadaman kebakaran hutan haruslah dapat terbang dengan aman. Agar aman, maka pesawat tidak ber-awak dapat menerima informasi dari radar dan sonar mengenai ketinggian minimun pesawat dapat terbang dan menghindari tabrakan dengan objek daratan. GPS dapat membantu agent pesawat tidak-berawak untuk menentukan rute patroli dan siaga di udara. Saat terjadi kebakaran, sensor panas akan memberitahukan letak titik api yang ditemukan dengan bantuan GPS. Untuk mengetahui luas lahan yang terbakar, peran kamera dengan image processing diperlukan disini untuk dapat memberikan data GIS.

Action agent pesawat tidak ber-awak dalam memadamkan kebakaran hutan antara lain sama halnya dengan pesawat ber-awak yang digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan. Seperti, agent harus dapat terbang dengan aman, kemudian ber-patroli dan siaga di udara untuk menhadapi masalah kebakaran hutan. Kemudian ketika ditemukan titik api, agent diharapkan dapat memadamkan api sebesar wilayah kebakaran yang ditunjukkan kamera dengan image processing dalam GIS. Dan terakhir, agent harus dapat mendarat dengan aman untuk keperluan yang dibutuhkan.


Performance Measure/Goal :

- Take-off dengan baik

- Mengudara dengan aman

- Efektif dalam berpatroli dan siaga di udara

- Diandalkan untuk mencari titik api

- Memadamkan api dengan efektif dan efisien

- Landing dengan baik


Lingkungan tempat agent bertugas :

- Pada hutan tropis?

- Pada saat cuaca buruk?

- Pada daerah dingin?